Bukan Hanya Makanan, Ini Penyebab Perut Buncit

Bukan Hanya Makanan, Ini Penyebab Perut Buncit
Ilustrasi perut buncit. Credits: Freepik.

Bagikan :


Lemak perut tidak hanya menyebabkan perut buncit dan berdampak pada penampilan fisik, namun juga memiliki konsekuensi berbahaya bagi kesehatan secara keseluruhan. Penumpukan lemak pada perut ini dikenal sebagai obesitas sentral. Bila perut buncit dibiarkan, maka risiko penyakit jantung akan meningkat, berisiko menyebabkan gangguan resistansi insulin, kadar gula darah yang meningkat, tekanan darah tinggi, meningkatkan risiko kanker, masalah pernapasan, penyakit perlemakan hati dan juga memengaruhi kesejahteraan mental.

 

Penyebab Perut Buncit dan Lemak di Perut

Penumpukan lemak di perut yang menyebabkan perut menjadi buncit tidak hanya terjadi karena konsumsi makanan yang tinggi kalori. Ada banyak hal lain yang turut berperan dalam terjadinya obesitas sentral, di antaranya:

Faktor genetik

Ditemukan beberapa bukti bahwa genetik berperan dalam munculnya obesitas dan kecenderungan seseorang untuk menjadi gemuk. Gen diduga bisa memengaruhi perilaku, metabolisme tubuh dan risiko untuk mengembangkan penyakit terkait obesitas. Kecenderungan tubuh untuk menyimpan cadangan lemak di perut dibandingkan bagian lain di tubuh juga bisa dipengaruhi oleh faktor genetik. Jika Anda memiliki anggota keluarga dekat yang menderita obesitas, risiko untuk menjadi gemuk dan memiliki perut buncit akan lebih besar. 

 

Stres

Stres dapat memengaruhi berat badan melalui berbagai hal. Stres psikologis bisa meningkatkan kecenderungan seseorang untuk memiliki pola hidup yang tidak sehat seperti peningkatan nafsu makan, munculnya keinginan memakan makanan yang tinggi lemak dan karbohidrat (makanan kurang sehat), kurangnya aktivitas fisik dan perubahan kualitas tidur. Semua faktor ini meningkatkan risiko terjadinya obesitas pada seseorang.

Selain itu, hormon kortisol yang dihasilkan saat stres juga berperan dalam penyimpanan cadangan lemak di area perut. Oleh karena itu, mengelola stres juga bagian terpenting dari menjaga berat badan yang sehat. Penting juga untuk tidak mengatasi stres dengan makanan yang justru akan menyebabkan permasalahan berat badan.

Baca Juga: Susu dan Produk Turunannya Menggemukkan dan Tidak Sehat, Mitos atau Fakta?

 

Kurang aktif bergerak

Kurangnya aktivitas fisik berkontribusi terhadap penambahan berat badan dan lemak terutama di bagian perut. Gaya hidup kurang aktif seperti duduk terlalu lama menyebabkan penumpukan lemak di perut dan berbagai masalah kesehatan.

Para ahli termasuk American Heart Association menyarankan untuk melakukan latihan aerobik intensitas sedang setidaknya 150 menit per minggu dan 75 menit latihan aerobik intensitas tinggi per minggu. Aktivitas fisik ini membantu membakar kalori, mengelola berat badan dan meningkatkan metabolisme.

Baca Juga: Hati-Hati, Cara Makan Oatmeal Ini Justru Bikin Gemuk

 

Kurang tidur

Kurang tidur dapat memengaruhi hormon yang mengatur nafsu makan seperti ghrelin (hormon yang merangsang nafsu makan) dan leptin (hormon yang mengatur rasa kenyang). Kurang tidur sering dikaitkan dengan ketidakseimbangan hormon, dan produksi hormon ghrelin serta leptin turut terpengaruh.

Kurang tidur juga bisa membuat Anda cenderung memilih makanan yang kurang sehat seperti makanan cepat saji atau camilan tidak sehat. Anda bisa merasakan peningkatan nafsu makan dan keinginan untuk mengonsumsi makanan tinggi kalori dan tinggi gula. 

Dengan kondisi kurang tidur, Anda juga merasa lelah serta kurang berenergi untuk berolahraga. Akibatnya aktivitas fisik jadi berkurang dan berdampak pada penambahan berat badan.

 

Bagaimanapun, melenyapkan lemak perut bukanlah hal yang bisa dilakukan dalam satu atau dua malam. Dibutuhkan perubahan pola hidup sehat dan mungkin pengobatan dokter untuk menurunkan berat badan secara sehat. Apabila Anda memiliki perut buncit dan masalah kelebihan berat badan atau obesitas, ada baiknya untuk berkonsultasi dengan ahli gizi atau dokter untuk mencapai berat badan yang sehat. Anda juga bisa memanfaatkan layanan konsultasi kesehatan dengan mengunduh aplikasi Ai Care melalui App Store atau Play Store.

Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!

 

 

Writer : Agatha Writer
Editor :
  • dr Hanifa Rahma
Last Updated : Rabu, 27 September 2023 | 08:46